MISTERI ANGKA 13 DAN LOMBA INOBELNAS
Sahabat pernah dengar
cerita angka 13kan? Bagai mana persepsi sababat dengan angka tersebut? Oh iya
pernah mendengar cerita atau melihat film bangsal 13 atau Suster Ngesot? Yang pernah
nonton pasti berfikir serem dan sejenisnya. Termasuk di beberapa rumah sakit
yang menggunakan nomor kamar, kamar 13 sepertinya tidak pernah ada. Benarkah? Coba
saja cek di rumah sakit di daerah Anda. Angka
ini dibeberapa negara juga diangap angka yang kramat, bahkan tidak jarang jika
angka ini begitu ditakuti oleh banyak orang di seluruh negara.
Final Inobel Nasional Tahun
2019 memberikan kesan tersendiri buat saya dengan angka 13. Sore itu di Singgasari
Hotel Resort Kota Batu sudah berkumpul seluruh peserta finalis jenjang SD dan
SMP se Nusantara. Di teras gedung yang megah itu berteman angin sedikit kencang
kami antri mengambil perlengkapan. Setelah menyerahkan persyaratan panitia
memberikan tas yang berisi berbagai pernak pernik lomba. Ku lihat nomor peserta
yang berupa PIN tertuliskan angka 13. Sedikit menarik nafas panjang dan terlintas
berbagai cerita tentang angka tersebut. Fikiran itu segera aku tutup dengan
berprasangka baik dan meminta ampun kepada-Nya.
Jam terus bergulir, setelah
memasang display tubuh serasa
sempoyongan. Malam itu tertidur tanpa merasakan nikmatnya hotel berbintang 5. Bahkan
tak sempat memasang selimut untuk menahan dinginnya AC, karena rasa kantuk
lebih dulu melumpuhkan seluruh tubuh untuk rebah di kasur empuk itu. Adzan subuh
terlewatkan begitu saja, segera sholat dua rokaat dan melanjutkan melengkapi display. Pembagian nomor tampil dimulai.
Satu persatu peserta mengambil undian nomor tampil, begitu juga jari ini
mengambil salah satu lipatan kertas tersebut. Setalah terbuka nampak terlihat
angka 13, ajaib bukan? Nomor absen 13 dan nomor undian tampil 13 juga. Hati kembali
tergoda dengan angka tersebut.
Malam itu istri telefon dan
bertanya kapan tampil presentasi? Aku menjawaban nomor absen 13 dan nomor
tampil undian 13. Istri membalas “istimewa ya angka
13, masih ingatkan?” dalam kondisi fokus lomba, tidak sadar dengan angka 13 yang
dikatan istri tersebut, namun di benak muncul lagi cerita kurang baik dengan
angka 13. Segera ku tutup kembali dengan prasangkan baik kepada-Nya.
Haripun berlalu 4 hari
lamanya. Malam itu penutupan lomba dan pengumuman juara terbaik 1,2, dan 3 dari
semua kategori. Hadiahnya juga lumayan besar lo, juara 1 seingat saya sekitar
30 atau 25 juta. Jika ingin tahu lebih lengkap pengumumannya lihat video di
bawah ini saja ya ….
Bagi yang belum masuk 3 besar
panitia juga memberikan hadiah, karena yang tidak masuk 3 besar dinggap juara 4
semuanya kata salah satu panitia. Semua peserta diberi 5 juta, lumayan bukan?
Setelah pembagian hadiah
teman-teman tidak langsung ke kamar. Karena esok akan berpisah maka sebagian
masih bertahan di hall room untuk
berbagi cerita. Selang 30 menit saya dan teman dari Jawa Barat dan Riau beralih suasana ke dekat front office hotel. Ngobrol di sini lebih asyik karena suasananya
begitu syahdu dan tidak bising. Angin malam yang sepoi-sepoi juga turut menemani indahnya malam itu. Begitu terkejutnya setelah kami ngobrol sekitar 20
menit ada informasi di grup WA salah satu peserta kehilangan hadiah 5 juta di
tasnya. Suasanapun jadi tidak menyenangkan.
Alhamdulillah,
kekeluargaan tetap terjalin. Semua peserta akhirnya donasi sebesar 100rb dan
dana terkumpul saat itu melebihi uang yang hilang. Akhirnya beliau yang
kehilangan bisa dapat uang kembali dan sisanya didonasikan ke tempat lain.
Pagi hari saat di ruang makan sebelum kami
pulang, teman yang kehilangan tersebut bercerita mimpi yang dialami. Mimpinya bagai
sebuah isyarat katanya. Mungkin mimpi itu karena sebelum tidur kami keliling
seputar hotel yang luas dan lewat di tempat gelap serta duduk di kursi renang, telfon
keluarga di tepi kolam yang sepi itu. Asumsi setelah malam itu ada yang
mengikuti kami terus hiiii… serem ya. (video berikut kami rekam setelah makan pagi itu)
Perjalanan pulang membuat
kami selalu waspada dengan uang dan barang. Peristiwa tadi malam memberikan
sejarah kurang baik buat kami. Sahabat saya yang kehilangan uang tersebut satu
mobil kembali ke kota tercinta. Dalam perjalanan kami diantar oleh mobil
travel, Alhamdulillah hanya kami
bertiga jadi kondisi lebih kondusif. Berhenti di beberapa tempat untuk membeli
oleh-oleh budaya yang tidak bisa ditinggalkan. Saat mau turun di Pasar Lawang
uang yang ada di tas aku pindah ke saku di rompi. Trauma malam itu masih ada di
benak, bahkan sahabat saya satunya lansung memasukkan ke ATM hadiah tersebut
karena hatinya kurang nyaman. Dalam benakku, santai saja insyaallah aman ada di saku rompi yang ada sleretannya (apa ya namanya?)
Di kota Pasuruan kami juga
berhenti untuk makan siang di warung makan sederhana. Sholat duhur juga kami
lakukan di situ. Setelahnya mobil melaju dengan kencang menuju kota tercinta. Duduk
di depan membuat aku tidak mengantuk dan sibuk dengan edit video kegiatan
inobel di HP. sampai di depan rumah lansung mengangkat barang dibantu oleh pak
sopir yang baik hati.
Rompi yang seharian
terpakai saya letakkan di musholah rumah. Istirahat sambil ngobrol kecil sama
keluarga di ruang tamu. Tiba-tiba putra meminta uang untuk beli sesuatu,
bergegas ku raih rompi tersebut. Sedikit terkejut ternyata di rompi hanya ada
satu amplop uang tranpsor dari panitia. Sedangkan uang haidahnya tidak ada. Rasa
was-was mulai menjalar, ku coba lihat di tas ternyata juga tidak ada. Aku pastikan
memang tidak dipindah dari rompi tersebut. Aku coba telfon keteman, pak sopir dan
warung yang ada di kota pasuran. Hasilnya NIHIL ternyata juga tidak ada. Keringat
dingin mulai keluar dan mencoba menyakinkan hati untuk menerima semua ini,
belum rejeki malam ini sepertinya.
Segera terngiang angkat 13
dalam benakku, malam itu benar-benar menata hati untuk ikhlas bahwa hadiah itu
belum pantas untuk aku pegang ….
Esok hari akan dibantu
salah satu wali murid pergi ke kota malang untuk bertanya ke penjual yang aku kunjungi
di Pasar Lawang. Alhamdulillah tidak
jadi karena ada teman yang baik hati (ibu
Ursulla) beliau jauh-jauh dari daerah Kanjuruhan Malang pergi ke Pasar
Lawang naik Greb untuk bertanya ke para penjual tersebut (semoga Allah
memuliakan beliau). Sambil video call saya tunjukkan arah menuju ke penjual dan
salah satu Bank yang dikunjungi saat itu. Ternyata NIHIL juga …. dan angka 13
itu benar-benar serasa menertawakanku.
ditunggu kisah
selanjutanya ya …. yang ngetik masih rehat dulu heeeee….
sambil nunggu tulisan selanjutnya lihat video berikut ...
sambil nunggu tulisan selanjutnya lihat video berikut ...
Cerita yang bagus,dan buat penasaran kapan cerita selanjutnya
ReplyDeleteInobel memang ajang lomba yg luar biasa,satu hal banyak ilmu yg didapat dari guru hebat se Indonesia yg penuh inovasi, abah salut dan bangga salam Inobel, yg belum juara harus tetap semangat dan optimis, kunci keberhasilan yg abah rasakan, 1.ihtiar, 2.doa dan Tawakal
ReplyDeleteAlhamdulillah ternyata amplopnya ada terselip dibaju, wihhh seramm deh
ReplyDeletetunggu kisah selanjutnya ya
ReplyDelete