-->

Termasuk Posisi Kontrol Guru Apakah Kita?


Modul yang saya anggap paling wajib dibaca adalah modul 1.4 Budaya Positif. Dalam modul inilah kita belajar bagaimana menjadi guru agar bisa mendidik generasi emas sebenarnya. Dalam modul ini juga akan menyadarkan kita sebenarnya selama ini anggapan kita yang diasumsikan benar, ternyata masih perlu diperbaiki.

Pada modul 1.4 ini kita bisa belajar banyak hal salah satu diantaranya Posisi Kontrol Guru yang nantinya akan dilanjutkan dengan segi tiga restitusi. Bapak ibu guru pada posting kali ini kita akan merefelksi diri kita. Jawab dengan jujur pertanya berikut. Tulis dikertas jawaban Anda.


Sekali lagi jawaban dengan jujur, agar bapak ibu tahu letak sebenarnya posisi kontrol Anda.


1. Ketika siswa diminta menjawab pertanyaan dan dia diam saja, yang Anda lakukan adalah ....

A. Mendekati dan bilang "masak tidak kasihan sama ibu, dari tadi menjelaskan kamu malah diam saja"

B. Silahkan berdiri sampai nanti ada teman yang bisa menjawabnya

C. Diam sejenak memberi kesempatan dia untuk berfikir

D. Jika tidak bisa menjawab, maka pertanyaan saya kamu tulis 5 kali di bukumu ya

E. Jika kamu begini terus, kapan kamu akan menjadi anak yang cerdas


2. Ketika ada siswa terlambat, maka yang kita lakukan adalah ....

A. Satu kelas sudah datang lebih pagi, masak kamu tidak simpati sama mereka, ayo contohlah mereka ya

B. Melihatnya sambil agak melotok agar dia sadar kalau sikapnya salah karena tidak disiplin

C. Menayakan kepadanya, bagaiman caranya agar esok tidak terlambat lagi

D. Sesuai peraturan di kelas, silahkan berdiri sampai doa selesai baru boleh masuk kelas

E. Jika kamu sering terlambat, maka akan membuat kamu semakin tidak bisa belajar dengan baik


3. Tini tiba-tiba memukul Tono yang mengambil permennya. Tonopun menagis kesakitan. Tindakan yang akan Anda lakukan adalah ....

A. Memberi tahu Tini apa tidak kasihan melihat Tono menangis, dengan harapan Tini mengubah sipaknya

B. Menyuruh Tono memukul Tini agar imbang dan sama-sama puas

C. Menyuruh Tono memukul Tini agar imbang dan sama-sama puas

D. Memberi poin kepada Tini dan Tono dengan nilai negatif karena sudah berbuat salah

E. Tini jika kamu demikian seperti kucing suka mengigit, jangan diulangi ya


4. Saat masuk kelas setelah istirahat ternyata banyak air di dalam kelas berserakan. Beni dan Asep sedang bermain air dari tempat wadah penyiram bunga. Sikap apa yang meski bapak ibu lakukan?

A. Asep dan Tono apa kalian tidak bisa membantu Pak Guru mejaga kelas, jika begini kita tidak bisa belajar dengan baik.

B. Asep dan Tono silahkan bersihkan dan lanjutkan juga membersihkan musholah ya, sebagai ganti mengoroti kelas kita.

C. Asep dan Tono bagai mana caranya agar kelas kita bisa kembali belajar dengan nyaman?

D. Silahkan Asep dan Tono ke ruang BP untuk menyelesaikan masalah ini.

E. Jika seperti ini Asep dan Tono sudah menggangu suasa kelas, sudah berapa menit lagi akan hilang waktu efektif kita? saya kecewa ke kalian!


5. Anda melihat salah satu murid tidak mengerjakan pekerjaan rumah, sikap Anda yang tepat adalah ....

A. Kemarin sudah saya beritahu jika hari ini dikumpukan, masak kamu tidak mau membantu bu guru agar semua kelas tertib mengerjakan PR

B. Mendatanginya dan mejewer atau mencubitnya, agar ia esok lebih rajin mengerjakan PR

C. Bu guru harap hari ini tugas PRmu selesai, pastikan mengerjakan sendiri waktu istirahat atau saat kamu tidak sibuk dengan pelajaran lain.

D. Sudah ada peraturannyakan, jika tidak mengerjakan PR meminta tanda tangan ke Kepala Sekolah dan menulis akan mengerjakan PR satu lembar, silahkan

E. Tidak mengerjakan PR termasuk ada yang tidak bertangung jawab, bu guru tidak suka apa yang kamu lakukan ini.


Nah, sekarang silahkan jumlahkan jawaban Anda. Kemudian hitung berapa jumlah A, B, C, D, dan E. Jawaban pada huruf terbanyak itulah menujukkan seperti Apa kontrol Anda sebagai guru.


Berikut ini pembagiannya :

Jika jawaban banyak B

Penghukum: Seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun verbal. Orang-orang yang menjalankan posisi penghukum, senantiasa mengatakan bahwa sekolah memerlukan sistem atau alat yang dapat lebih menekan murid-murid lebih dalam lagi. Guru-guru yang menerapkan posisi penghukum akan berkata:

“Patuhi aturan saya, atau awas!”

“Kamu selalu saja salah!”

“Selalu, pasti selalu yang terakhir selesai”

Guru seperti ini senantiasa percaya hanya ada satu cara agar pembelajaran bisa berhasil, yaitu cara dia.


Jika jawaban banyak E

Pembuat Merasa Bersalah: pada posisi ini biasanya guru akan bersuara lebih lembut. Pembuat rasa bersalah akan menggunakan keheningan yang membuat orang lain merasa tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri. Kata-kata yang keluar dengan lembut akan seperti:

“Ibu sangat kecewa sekali dengan kamu”

“Berapa kali Bapak harus memberitahu kamu ya?”

“Gimana coba, kalau orang tua kamu tahu kamu berbuat begini?”

Di posisi ini murid akan memiliki penilaian diri yang buruk tentang diri mereka, murid merasa tidak berharga, dan telah mengecewakan orang-orang disayanginya.


Jika jawaban banyak A

Teman: Guru pada posisi ini tidak akan menyakiti murid, namun akan tetap berupaya mengontrol murid melalui persuasi. Posisi teman pada guru bisa negatif ataupun positif. Positif di sini berupa hubungan baik yang terjalin antara guru dan murid. Guru di posisi teman menggunakan hubungan baik dan humor untuk mempengaruhi seseorang. Mereka akan

berkata:

“Ayo bantulah, demi bapak ya?”

“Ayo ingat tidak bantuan Bapak selama ini?”

“Ya sudah kali ini tidak apa-apa. Nanti Ibu bantu bereskan”.

Hal negatif dari posisi teman adalah bila suatu saat guru tersebut tidak membantu maka murid akan kecewa dan berkata, “Saya pikir bapak/Ibu teman saya”. Murid merasa dikecewakan, dan tidak mau lagi berusaha. Hal lain yang mungkin timbul adalah murid hanya akan bertindak untuk guru tertentu, dan tidak untuk guru lainnya. Murid akan tergantung pada guru tersebut.


Jika jawaban banyak D

Pemantau: Memantau berarti mengawasi. Pada saat kita mengawasi, kita bertanggung jawab atas perilaku orang-orang yang kita awasi. Posisi pemantau berdasarkan pada peraturan-peraturan dan konsekuensi. Dengan menggunakan sanksi/konsekuensi, kita dapat memisahkan hubungan pribadi kita dengan murid, sebagai seseorang yang menjalankan posisi pemantau. Pertanyaan yang diajukan seorang pemantau:

“Peraturannya apa?”

“Apa yang telah kamu lakukan?”

“Sanksi atau konsekuensinya apa?”

Seorang pemantau sangat mengandalkan penghitungan, catatan, data yang dapat digunakan sebagai bukti atas perilaku seseorang. Posisi ini akan menggunakan stiker, slip catatan, daftar cek. Posisi pemantau sendiri berawal dari teori stimulus-respon, yang menunjukkan tanggung jawab guru dalam mengontrol murid.


Jika jawaban banyak C

Manajer:

Posisi terakhir, Manajer, adalah posisi di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Seorang manajer telah memiliki keterampilan di posisi teman maupun pemantau, dan dengan demikian, bisa jadi di waktu-waktu tertentu kembali kepada kedua posisi tersebut bila diperlukan. Namun bila kita menginginkan murid-murid kita menjadi manusia yang merdeka, mandiri dan bertanggung jawab, maka kita perlu mengacu kepada Restitusi yang dapat menjadikan murid kita seorang manajer bagi dirinya sendiri. Di manajer, murid diajak untuk menganalisis kebutuhan dirinya, maupun kebutuhan orang lain. Disini penekanan bukan pada kemampuan membuat konsekuensi, namun dapat

berkolaborasi dengan murid bagaimana memperbaiki kesalahan yang ada. Seorang manajer akan berkata:

“Apa yang kita yakini?” (kembali ke keyakinan kelas)

“Apakah kamu meyakininya?”

“Jika kamu meyakininya, apakah kamu bersedia memperbaikinya?” “Jika kamu memperbaiki ini, hal ini menunjukkan apa tentang dirimu?”

“Apa rencana kamu untuk memperbaiki hal ini?”

Tugas seorang manajer bukan untuk mengatur perilaku seseorang. Kita membimbing murid untuk dapat mengatur dirinya. Seorang manajer bukannya memisahkan murid dari kelompoknya, tapi mengembalikan murid tersebut ke kelompoknya dengan lebih baik dan kuat.

Bisa jadi dalam praktik penerapan disiplin sehari-hari, kita akan kembali ke posisi Teman atau Pemantau, karena murid yang ditangani belum siap diajak berdiskusi atau diundang melakukan restitusi. Namun perlu disadari tujuan akhir dari 5 posisi kontrol seorang guru adalah pencapaian posisi Manajer, di mana di posisi inilah murid dapat menjadi pribadi yang mandiri, merdeka, dan bertanggung jawab atas segala perilaku dan sikapnya, yang pada akhirnya dapat menciptakan lingkungan yang positif, nyaman, dan aman.

Di bawah ini adalah contoh peragaan yang dikutip dari Yayasan Pendidikan Luhur (2007) di mana ada seorang murid yang melanggar suatu peraturan sekolah. Selanjutnya ada dialog antara seorang guru dengan murid tersebut, serta bagaimana guru tersebut menjalankan disiplin dengan menggunakan kelima posisi kontrol untuk kasus yang sama:

Adi yang terlambat hadir di sekolah.

Jangan berkecil hati, mari belajar menjadi tipe guru manajer

Simak Video keren tentang posisi kontrol guru berikut :




jika ingin lebih jauh bisa mengikuti Pendidikan Guru Penggerak (PGP) atau pelatihan mandiri di PMM : klik di sini

(matari diambil dari modul 1.4 budaya positif PGP)




0 Response to "Termasuk Posisi Kontrol Guru Apakah Kita?"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

iklan di bawah artikel